Hari ini saya marah.
Tempat ganti pakaian yang biasa anak2 gunakan roboh, karena digunakan sebagai tempat bermain. Yang membuat saya marah ini adalah yang ketiga kalinya dan anakanak sudah saya ingatkan, jika terulang kembali saya tidak akan membantu.
Ketika, berada disituasi ini sebagai manusia saya emosi, yang ada dikepala saya ‘ini sudah diingatkan, saya juga sudah bilang gak akan bantu (gak mungkin gak tegas sama omongan sendiri), terus kalo roboh gini gimana anak-anak mau ganti baju’.
Hal sederhana, kecamuk dikepala luar biasa.
Hal sederhana, bahkan perlu ketenangan jiwa, untuk merespon kondisi ini sebagai guru. Karena, ini momen belajar bagi saya dan anak-anak.
Tarik nafas dulu!š
Saya panggil mereka, :
1. Mengingatkan kembali, apa fungsi tempat ganti pakaian
2. Mengingatkan kembali, konsekuensinya, bahwa Bu Jun gak akan bantu jika sudah kejadian ketiga kalinya (alhamdulillah, semua ingat hal ini)
3. Saya tanyakan, apa yang harus anak-anak lakukan
4. Alhamdulillah, direspon dengan baik. Mereka berinisiatif bertanggung jawab. Mencari cara memperbaiki tanpa bantuan saya (saya yang ketar ketir mereka inisiatif dengan menumpuk meja agar tinggi, hingga mencapai titik roboh)
Sesungguhnya, dalam kepala saya, ketika mereka tidak dapat bantuan dari saya, mereka bisa minta bantuan orang lain aka. guru lainš
.
Melihat, situasi ini, saya lihat dari jauh, dimana setelah beberapa lama, 2 guru hadir membantu.
Menjelang pulang, di reflesi kembali, tentang tanggung jawab. Tentang prilaku kita, yang bisa menyulitkan diri sendiri dan orang lain.
Tentu saja mengingatkan kembali, jangan sampe terulang yang ke empat kalinya
MaasyaAllah…… MaasyaAllah…..
Hal segini aja, bisa berapa lama makan waktunya yaaa Bun..
Tapi, segera tangkap momen untuk belajar. Untuk menanamkan karakter, anak-anak memang harus didekatkan dengan situasi nyata.
#SekolahAlamIndonesiaPalembang
#BuJunita
Hits: 315